Masyarakat Apresiasi Penyelenggaraan Mudik Gratis

JAKARTA-MAPNEWS. Arus mudik dan balik Lebaran 2012 telah usai. Secara umum, penyelenggaraan mudik dan balik di tahun ini bisa dikatakan sukses. Apalagi jumlah peserta mudik gratis yang dipelopori Kementerian Perhubungan bisa dikatakan berhasil. Masyarakat pun sependapat dengan hal itu.
Kemenhub sendiri mengadakan mudik gratis dengan menggunakan KRI Banda Aceh dan bus. Tujuan dari program ini adalah untuk menekan penggunaan sepeda motor untuk mudik, sehingga dapat menekan jumlah kecelakaan yang pada tahun sebelumnya didominasi pengguna sepeda motor.
Menurut Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan, mudik gratis pengendara sepeda motor tahun ini semakin diminati. Tercatat sebanyak 1.023 kendaraan motor dengan 1.981 penumpang telah diangkut dengan KRI Banda Aceh pada tahap pemberangkatan pertama 16 Agustus 2012 dengan rute Tanjung Priok - Tanjung Emas, Semarang.
“Pada tahap kedua 18 Agustus 2012, tercatat 373 kendaraan bermotor roda dua berikut 718 penumpangnya diangkut oleh KRI Banda Aceh menuju pelabuhan Tanjung Emas, Semarang,” kata Mangindaan.
Dengan demikian, kegiatan mudik gratis untuk para pengguna sepeda motor yang merupakan kerja sama Kemenhub-TNI AL- PT (Persero) Pelindo II ini telah mengangkut 1.396 motor berikut 2.699 orang penumpangnya dari Dermaga Nusantara Pura, Pelabuhan Tanjung Priok. “Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi bahaya mudik dengan sepeda motor,” ujar Mangindaan.
Pada arus balik, mereka yang menggunakan KRI Banda Aceh kembali mendapat sambutan dari masyarakat. Tercatat, sebanyak 635 unit sepeda motor dan 1.486 penumpang diberangkatkan dari terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang kembali ke Jakarta.
Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengatakan pada saat pelepasan pemudik (23/8/2012), fasilitas arus balik gratis ini dilakukan guna mengurangi padatnya jalur mudik oleh sepeda motor. “Tujuannya agar menginspirasi lebih banyak orang memanfaatkan fasilitas mudik gratis ini, sehingga penggunaan sepeda motor untuk mudik dapat dikurangi," ungkap Bambang.
Ia berharap agar ke depannya kapasitas kapal pengangkut pemudik tersebut dapat ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya. Pihaknya akan mengoptimalkan peran kapal laut sebagai alat transportasi Lebaran pada periode berikutnya. Evaluasi secara menyeluruh pun dilakukan sehingga kapasitas penumpang kapal pun juga dapat terus ditingkatkan lagi. “Untuk moda transportasi laut, udara, dan kereta api pada angkutan Lebaran ini terkendali baik, sedangkan untuk angkutan jalan masih kurang lancar.”
Selain menggunakan KRI Banda Aceh, Kemenhub juga mengadakan mudik gratis menggunakan truk dan bus. Sepeda motor diangkut dengan truk, sedangkan pemiliknya naik bus dengan jurusan Solo dan Purwokerto.
“Tujuannya mengurangi pemudik sepeda motor. Oleh karena itu, mereka yang mendaftar harus menyerahkan sepeda motornya, untuk kemudian diangkut dengan truk. Sedangkan pemudiknya naik bus,” kata Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Aliemuso saat melepas para pemudik gratis di Kantor Pusat PPD Cawang, Jakarta (16/8/2012).
Pada kesempatan itu, Suroyo melepas para pemudik dengan tujuan Purwokerto 4 bus (185 orang) dan tujuan Solo 6 bus (278 orang), Sementara pada hari sebelumnya telah diangkut 84 motor tujuan Purwokerto dengan 2 truk, dan 119 motor tujuan Solo diangkut dengan 3 truk.
Dengan demikian, kata Suroyo, jumlah motor dan penumpang yang diangkut melalui program Mudik Gratis 2012 Bagi Pengendara Motor yang diselenggarakan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub tahun ini mengalami peningkatan lebih dari 200 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun 2012, sebanyak 203 motor dan 463 penumpang diangkut dengan truk menuju Solo dan Purwokerto. Sedangkan tahun 2011, tercatat sebanyak 62 motor dan 156 penumpang diangkut dengan tujuan yang sama.
Sebagai pelopor, Kemenhub berharap program mudik gratis ini dapat diikuti oleh instansi-instansi lain, khususnya swasta dan BUMN. Pada masa angkutan lebaran tahun ini, ada 17 kelembagaan sektor swasta dan badan usaha milik negara menyelenggarakan mudik gratis.
Tercatat ada 1.769 bus, 24 truk, dan 20 mobil yang mengangkut pemudik secara cuma-cuma. Jumlah armada mudik gratis yang diselenggarakan sektor swasta/BUMN tersebut lebih kurang telah membantu mengangkut 87.648 penumpang dan 1.200 motor. “Diharapkan melalui mudik gratis ini dapat mengurangi kepadatan dan tingkat kecelakaan arus mudik pengendara roda dua khususnya di jalur Pantura. Saya sungguh berharap dengan beralihnya sebagian pengguna sepeda motor ke angkutan umum bus dan kapal laut melalui program mudik gratis dengan bus dan angkutan roda dua melalui Kapal TNI KRI Banda Aceh ini, tingkat kecelakaan dapat ditekan,” tegas Bambang.
Apresiasi Masyarakat
Program positif yang pro rakyat dari Kemenhub ini pada kenyataannya mendapat apresiasi dari masyarakat. Dari 8 orang yang mengikuti mudik gratis, kompak mereka mengatakan kepada Media Artha Pratama (MAP), bahwa program ini sangat membantu dan memberikan jaminan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan selama perjalanan mudik.
“Saya secara pribadi mengucapkan banyak terima kasih pada Kemenhub karena dengan program ini, mudik kami nyaman,” kata Primono, warga Bekasi yang naik KRI Banda Aceh.
Apa yang dikatakan Primono senada dengan Sudarsono. Menurutnya, mudik dengan kapal memang nyaman. Karena kalau dihitung-hitung, lama perjalanannya tidak jauh berbeda dibandingkan lewat darat. “Yang pasti, kalau lewat darat melelahkan karena macetnya.”
Lain lagi yang diungkapkan Hodik dan Teguh Prasetyo. Selain bersyukur karena bisa menikmati fasilitas mudik gratis ini, mereka memberikan masukan terkait dengan tempat sampah dan toilet. Menurut mereka, tempat sampahnya terlalu sedikit dan toiletnya lebih banyak untuk perempuan, padahal pemudiknya banyak yang laki-laki. “Kalau soal makanan sih, memang tidak sebanyak tahun lalu. Kami maklum karena jumlah pemudik tahun ini lebih banyak.”
Bagaimana pemudik yang menggunakan bus? Dari empat orang yang diwawancarai, semuanya sepakat kalau mudik gratis seperti ini menjauhkan mereka dari risiko kecelakaan. Supardi mengungkapkan, ia baru kali pertama ikut mudik gratis. Sebelumnya ia mudik menggunakan sepeda motor. Menurut laki-laki asal Cilincing yang mudik ke Solo ini, naik sepeda motor memang lebih cepat, tetapi jauh lebih berisiko.
Hal senada juga diungkap oleh Sudani, Mafudin, dan Isnen. Intinya, mereka mengakui bahwa naik sepeda motor bukanlah cara bijaksana untuk mudik. Anggapan biaya lebih murah dengan sepeda motor, senyatanya tidak sebanding dengan risiko kecelakaan dan kelelahan di jalan. “Menurut saya, program ini baik guna mengurangi kecelakaan. Daripada naik motor, mending seperti ini, lebih selamat, aman dan tentunya lebih nyaman,” kata Isnen.
Oleh karena itu, mereka sama-sama berharap supaya tahun depan program mudik gratis diadakan lagi. “Soal macet di jalan sih wajar, namanya juga mudik. Tapi yang jelas naik bus seperti ini jauh lebih bijaksana daripada naik motor,” tegas Mafudin asal Cakung yang mudik ke Purwokerto.(ONE)